Dita si Ditut
Aku
dita si ditut, umurku belum genap 17 tahun, masih muda kan?. Aku sekarang duduk
di bangku SMA, tepatnya aku baru saja naik kelas 11 ips, ips? Bukannya aku
ingin di ipa ya? Kok sekarang jadi di ips? Gak tahu ahh gelap,hehe .
“Dituuuuuutttt.”
Terdengar suara mama yang cempreng itu teriak-teriak emamnggilku yang sedari
tadi tak bangun-bangun.
“Mama nih,selalu.”
Omelku dalam hati. “Apa sih ma? Pagi-pagi gak usah teriak kenapa sih?”
pprotesku pada mama yang telah memaksaku bangun karena suara indah bin
cemprengnya itu.
“Ini udah jam berapa
sayang? Kok gak bangun-bangun ya anak mama?”
“Jam 5 kan ma,bentar
lagi kenapa?”. Sebel deh,si mama ini gak ngerti ditut masih ngantuk apa.
“Kamu gak shalat
subuh?”
“Astaghfirullah, iya,
ya ampun.”
Aku
segera menyambar handuk dan buru-buru ke kamar mandi,setelah mandi lalu aku
menunaikan ibadah shalat subuh.
Setelah beberapa menit, sebenarnya sudah cukup lama aku
duduk menatap cermin. Dan memasangkan bros berbentuk pitah warna biru muda
senada dengan warna bros yang aku kenakan di bagian atas kepalaku. Aku segera
keluar kamar dan menghampiri ayah dan mama yang sedari tadi menungguku di meja
makan.
“Pagi ayah, pagi mama.”
Sapaku pada ayah dan mama.
“Nasi goreng lengkap
dengan telur mata sapi untuk tuan putrid ditut.” Ucap mama sambil menyodorkan
sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi,irisan mentimun dan
tomat,juga taburan bawang goreng yang melimpah. Inilah menu faforitku, dan mama
adalah koki terhebat sedunia, karena nasi goreng buatan mama adalah yang
no.1(buatku).
“Lho ayah gak sarapan.”
Tanyaku pada ayah,karena aku lihat ayah hanya mengunyah beberapa potong roti
tawar yang hanya diolesi mentega.
“Ayahmu cuma makan
roti.” Mama yang menjawabnya,sedangkan ayah masih sibuk mengunyah habis
roti-rotinya itu.
“Kenapa? Ayah lagi diet
ya?” tanyaku sambil terkekeh. Ayah dan mama juga ikut tertawa.
“Iya,nih liat aja perut
ayah,udah buncit gini.” Ayah memeberikan alasannya.
“Ayahku sayang, udahlah
yah, gak usah diet-diet segala, nanti ayah malah sakit kalau gak makan nasi.
Udah begini aja ,ayah itu ayah tercakep dan terkeren se…jagad raya.” Aku
kembali terkekeh.
“Kalau mama?” si mama
ikutan mau dipuji juga.
“Kalau mama itu adalah
mama yang suaranya paling cempreng se…jagad raya.”aku tertawa,tapi kali ini
bukan hanya kau yang tertawa, kami bertiga terbahak bersama-sama.
“Kamu ini ya, awas kamu
ya, gak mama masakin.” Ancam mama.
***
Di rumah memang hanya ada aku,mama dan ayah, yupss aku
anak tunggal, kadang rumah emang berasa sepi banget, apalagi kalau ayah pulangnya
agak malam, jadinya tinggal aku dan mama berdua saja di rumah.
“Kamu mau bareng ayah
apa berangkat sendiri?” tanya ayah setelah aku melibas habis sepiring nasi
goring dan menenggak segelas susu vanilla di hadapanku.
“Berangkat sendiri aja
yah, nanti ada latihan basket, dn pulang jam 5.” Jawabku sambil aku mencomot
tas sekolah yang sudari tadi ada di sampingku.
“Ya udah,hati-hati.”
Ucap mama
“Iya, dita berangkat
dulu yah,ma. Assalamu’alaikum.” Aku berpamitan pada ayah dan mama, dan tak lupa
ku cium kedua punggung tangan mereka, ridho Allah adalah ridho orang tua, aku
ingin hari ini ilmu yang aku dapat dari sekolah bisa bermanfa’at
untukku,,keluargaku,orang lain, lingkunganku , agamaku.serta negaraku.
***
Aku bukan cewek yang tomboy , aku suka pakai rok. Tapi
aku juga suka basket. Padahal kan basket itu bukan olahraga yang bisa dibilang
ringan. Apalagi harus berpana-panasa ria di bawah teriknya sinar matahari.
Aku juga suka warna pink,bukan bermaksud sok imut ataupun
sok manis. Tapi warna pink itu emang imut dan manis. Aku juga suka warna merah,
kalau ini gara-gara mama yang menulariku, karena mama suka merah, eh jadinya
apa-apa dibelikan yang warna merah. Dari jam tangan sampai motorpun juga merah.
Aku suka baca novel, baru ada 11 judul novel yang
menghiasi rak bukuku, tapi rencananya masih mau aku tambah lagi. Hoby baca
novelku ini muncul sejak mama menhibahkan 6 butir novelnya buat aku. Sebenarnya
bukan hanya suka baca novel sih, buku-buku lain juga suka.
Aku juga suka nulis cerpen,ataupun puisi,nulis diary
juga,dari SD malah. Ya sebagai tempat curhat,do’a,harapan,juga luapan emosi.
Aku pengen punya PC khusus,yang isinya cuma kumpulan cerpen,novel,ataupun puisi
dari pengarang di Indonesia ataupun luar negeri, juga untuk menyimpan segala
macam cerpen,puisi ataupun tulisan-tulisanku yang lain. Udah pernah mencoba
ikut beberapa syaembara nulis cerpen. Meskipun belum jadi juara pertama, tapi
setidaknya aku sudah mampu menunjukkan bahwa ini loh karyaku. Kharidah Dita
Marinda, generasi penerus ica rachmanty, amin Ya Allah, terlalu mimpi. Tapi apa
salahnya? Dengan kita punya mimipi,dan tekat untuk menggapainya, kita jadi
punya kekuatan untuk menjalani hari-hari tersulit sekalipun. Bener gak?. Dita
sok bijak :D
OLEH : PUTRI K. (puput)
OLEH : PUTRI K. (puput)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar