Cerita tentang dirinya , tentu tak akan pernah ada habisnya.
Meskipun tokoh utama dalam cerita-ceritaku tak pernah mengetahui bahwa ialah pemeran utamanya. Bahwa ialah sosok yang disorot.
Menydihkan. Kadang aku menyesali mengapa aku harus mengenal dirinya. Dirinya yang mungkin tak mau mengenalku. Mengapa aku harus sangat mencintainya. Mencintainya yang tak pernah memperdulikanku. Ah semua ini terlalu teragis. Ah tapi apalah gunanya menyesal sekarang ? Yang harus aku lakukan adalah menghadapinya dengan berani.
Airmata ini terlalu banyak terkuras, bak tambang emas yang terus menerus dieksploitasi.
Bolehkah aku meminta agar waktu diputar kembali ? Sungguh jika begini jadinya tak akan aku sudi mengenalnya. Terlalu sakit.
Ataukah aku yang terlalu bodoh begitu menyayanginya ?. Ah entahlah.
Tak mungkin menyalahkan waktu. Apalagi Yang Maha Kuasa , ah itu tidak boleh. Dirikulah yang salah. Satu-satunya yang bersalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar